ERWIN, SH
Anggota Komisi I DPRD Kab. Dompu


Erwin: Datanya Nggak Masuk Akal

Dompu, KMBali1.Com — Tepatnya Senin, (17/6) baru - baru ini, Anggota DPRD Dompu dari Komisi I bidang Hukum dan Pemerintahan, Erwin, SH, secara tegas mengkritisi klaim PT. Sumbawa Timur Mining (STM) dalam Laporan Keberlanjutan 2023, yang menyebut bahwa sebanyak 239.781 orang menjadi penerima manfaat program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tambang tersebut di Kabupaten Dompu.

Menurut data resmi dalam dokumen yang dipublikasikan STM, total dana CSR yang dikucurkan perusahaan selama tahun 2023 mencapai Rp23,4 miliar. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Dompu sekitar 247 ribu jiwa pada tahun yang sama, maka angka klaim penerima manfaat CSR setara dengan hampir 97% dari total populasi.

Menanggapi hal tersebut, Erwin mempertanyakan validitas data tersebut, bahkan menyebutnya berpotensi sebagai kamuflase administratif.

“Kalau benar 239 ribu orang sudah menerima manfaat CSR, maka kita semua, termasuk saya, harusnya sudah merasakannya. Tapi kenyataannya, saya pribadi tidak pernah menerima apapun dari program CSR STM, baik sebagai individu maupun wakil rakyat,” ujar Erwin dalam wawancaranya.

Ia menilai, jika klaim itu benar, maka hampir seluruh penduduk Dompu, dari bayi hingga orang tua mestinya sudah menikmati manfaat CSR, sesuatu yang menurutnya sangat tidak logis jika dilihat dari kenyataan di lapangan.

“Ini patut diduga hanya sebagai pelengkap data laporan perusahaan. Bisa jadi ini hanya demi memenuhi syarat administratif untuk laporan sustainability saja,” lanjutnya.

Erwin menyoroti bagaimana program-program CSR yang disebut-sebut dalam dokumen seperti beasiswa, pelatihan, pembangunan infrastruktur kecil, dan revitalisasi ekonomi lokal, belum benar-benar dirasakan secara luas oleh masyarakat Hu’u, sebagai lokasi eksplorasi proyek tambang STM.

Bahkan, ia menyebut bahwa jumlah dana CSR yang dilaporkan perusahaan bisa melebihi anggaran pembangunan 8 desa di Kecamatan Hu'u selama setahun. Namun, dampaknya di tingkat desa dinilai masih sangat minim dan tidak sebanding dengan potensi kerusakan lingkungan serta ketimpangan sosial yang ditimbulkan dari aktivitas eksplorasi.

“Proyek ini masih dalam tahap eksplorasi, belum eksploitasi. Tapi angka CSR-nya sudah fantastis. Pertanyaannya: di mana uang itu benar-benar mengalir?” tanya Erwin dengan nada kritis.

Dalam akhir pernyataannya, Erwin mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi kritis dan independen terhadap laporan CSR PT. STM. Ia juga mendesak agar Kementerian ESDM dan instansi pengawas pertambangan turun langsung mengecek validitas klaim dan dampak real dari program-program yang disebutkan dalam dokumen resmi perusahaan.

Sayangnya, Sampai berita ini diturunkan, Pihak PT. STM belum memberikan tanggapan terkait persoalan ini, meski wartawan sudah berupaya menghubungi melalui kontak resmi https://sumbawatimurmining.com.[KM02]

Posting Komentar

 
Top